Connect with us

Nasional

Ini Kegiatan Satgas Kesehatan TNI Paska KLB Campak

Published

on

TIMIKA, HaIPapua.com – Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto mengatakan Tim Kesehatan Terpadu akan terus melakukan pemantauan dan pengawasan di 224 kampung meski status kejadian luar biasa (KLB) campak di Asmat dinyatakan sudah selesai.

“Jangan sampai disuntik kemudian kita tinggal pergi, nggak. Terus kita awasi hingga mereka betul-betul sembuh dan diberi makanan sesuai asupannya,” kata Marsekal Hadi di Hotel Rimba Papua, Timika, Kabupaten Mimika, Kamis (1/2/2018).

Menurut Marsekal Hadi, ada beberapa langkah yang akan dilakukan Satgas Kesehatan Terpadu saat melakukan pemantauan dan pengawasan di kampung-kampung. Pertama, kata Marsekal Hadi, untuk segera menambah kekuatan dokter untuk ditempatkan di daerah yang dianggap rawan terhadap penyebaran wabah penyakit.

“Misalnya saat ini di Distrik Pantai Kasuari sudah ada 5 dokter dan nanti kami upayakan setiap distrik ada dokter,” kata Marsekal Hadi.

(Baca Juga: Panglima TNI: KLB Campak Selesai, Selanjutnya Operasi Pemantauan)

Langkah kedua, katanya dengan memperkuat kekuatan alat transportasi untuk mengatasi kendala geografis Kabupaten Asmat yang sebagian besar berada di daerah rawa yang mengandalkan transportasi sungai. Saat ini, kata dia, TNI sudah menyiapkan kapal perang KRI Hasan Basri, Kapal Patroli Angkatan Laut (KAL) Pulau Trangan dan sebuah kapal cepat dari Merauke.

“Kapal perang atau KAL ini nantinya akan membantu mobilisasi dan distribusi logistik ke 224 kampung di Kabupaten Asmat. Karena tidak semua tempat bisa didarati heli dan yang lebih efektif justru kapal,” kata Marsekal Hadi.

Langkah ketiga, dengan memasang VSAT atau stasiun bumi kecil untuk memudahkan komunikasi dan koordinasi dengan Jakarta. Dia juga berencana meminta bantuan Menteri Komunikasi dan Informasi (Menkominfo) untuk membangun BTS tenaga surya untuk memudahkan akses komunikasi masyarakat.

“Diharapkan jika BTS dibangun masyarakat pun bisa menghubungi pusat dengan alat yang ada,” kata Marsekal Hadi.

Ditempat yang sama, Kepala Pusat Penerangan TNI Mayjen TNI Sabrar Fadhilah mengatakan pihaknya segera menyiapkan alat komunikasi di 11 daerah blank spot di Kabupaten Asmat. Saat ini, TNI mempertimbangkan komunikasi melalui radio untuk membantu komunikasi dari dari kampung ke distrik dan dari distrik ke kabupaten.

“Dengan adanya komunikasi radio ini laporan dari kampung bisa segera ditangani. Misalnya ada penyakit tertentu melalui komunikasi radio ini bisa langsung dikonsultasikan dengan dokter ahli untuk membantu penanganan pasien,” kata Mayjen Sabrar di Timika.

(Baca Juga: Menkes: Ini Masalah Nyawa Manusia, Tidak Ada Batas Waktu untuk Penanggulangan KLB Asmat)

Menurut Kapuspen, hal-hal yang tidak bisa ditangani oleh TNI akan segera dilaporkan ke Presiden untuk selanjutnya ditindaklanjuti oleh Kementerian terkait.

“Selama masa operasi 270 hari, Satgas TNI bersama pihak-pihak terkait juga akan memberikan dampingan dan bimbingan kepada masyarakat. Seperti bimbingan pertanian, supaya mereka juga bisa bertani dan punya ketahanan pangan,” kata Mayjen Sabrar. (Ong)

Komentar