Connect with us

Tanah Papua

Mereka Guru Terbaik, Tidak Semua Guru Mau Bertahan di Pedalaman Papua

Published

on

TIMIKA, KTP.com – Tokoh Masyarakat Toraja di Kabupaten Mimika, Daud Bunga mengutuk keras kebiadaban kelompok kriminal bersenjata (KKB) yang menembak mati dua orang guru di Distrik Beoga, Kabupaten Puncak.

Seperti diberitakan sebelumnya, KKB telah melakukan aksi penembakan dalam dua hari terakhir yang menewaskan dua orang guru di Kabupaten Puncak.

Oktovianus Rayo (40), guru SD Klemabeth ditembak KKB di rumahnya di Perumahan Guru SMP Negeri 1 Beoga pada Kamis (8/4/2021) pagi. Berselang sehari, KKB kembali menembak guru SMP Negeri 1 Beoga Yonatan Renden (28) di dekat rumahnya di ujung Bandar Udara Perintis Beoga.

“Mereka itu hanya warga sipil dan tidak ada masalah apapun dengan warga setempat. Mereka hanya menjalankan profesinya sebagai guru, namun kenapa harus diperlakukan secara tidak manusiawi?” ujar Daud di Timika, Sabtu (10/4/2021).

(Baca Juga: Dunia Pendidikan Berduka, Guru SMP Yulukoma Tewas Ditembak KKB)

Menurutnya profesi guru sangat mulia karena merekalah yang mendidik anak-anak di Papua. Kedua guru ini telah menunjukkan dedikasinya sebagai guru di pedalaman Papua walau hanya berstatus guru honorer.

“Tidak semua guru mau tinggal di pedalaman Papua, entah berstatus ASN (aparatur sipil negara) apalagi hanya berstatus honorer. Mereka adalah guru yang terbaik, tinggal di pedalaman Papua bersama keluarga”.

“Lalu kenapa diperlakukan secara tidak manusiawi, jadi kami mengutuk keras tindakan ini,” kata anggota DPRD Mimika ini menegaskan.

Masyarakat Toraja di Papua, kata Daud, menyerahkan sepenuhnya kasus ini ditangani aparat penegak hukum. Ia sangat yakin aparat akan mampu menyelesaikan kasus ini.

“Kami mohon kepada aparat perlu juga menjaga diri, tapi juga memproteksi dan menjaga masyarakat di Papua, tanpa kecuali,” tandasnya.

(Baca Juga: Kesaksian Junaidi, Kepsek SMP Negeri 1 Beoga yang Lolos Kebiadaban KKB)

Saat ini, kata Daud, pihaknya tengah berembuk dengan keluarga dan bersama anggota kerukunan membahas lokasi pemakaman kedua jenazah guru ini.

“Kami masih berembuk untuk memastikan dimana kedua saudara kami ini akan dimakamkan,” pungkasnya.

Guru Honorer

Sebelumnya, Kepala Sekolah SMP Negeri 1 Beoga Junaidi Arung Salele mengungkapkan bahwa kedua guru yang menjadi korban penembakan KKB masih berstatus guru honorer.

Oktovianus Rayo (40) guru SD Klemabeth Beoga, kata Junaidi, masih berstatus honorer dan sudah mengabdi selama 10 tahun. Sebelum kejadian, ia bersama keluarga tinggal di perumahan SMP Negeri 1 Beoga.

“Ia tinggal di perumahan SMP Negeri 1, karena istrinya guru di SMP Negeri 1. Ia bersama istri dan anaknya tinggal di Beoga,” katanya.

Sementara, Yonatan Renden (28) sudah dua tahun menjadi guru honorer di SMP Negeri 1 Beoga. Junaidi mengaku bahwa dialah yang mengajak Yonatan mengajar di SMP Negeri Beoga.

“Dia sudah berkeluarga, namun istri dan dua anaknya masih berada di Toraja sejak dipulangkan beberapa waktu lalu karena kondisi di Beoga tidak aman,” pungkasnya. (REX/GOW)

Komentar