Connect with us

Tanah Papua

Pengungsi Desak Pemda Mimika Serius Urus Kepulangan Mereka

Published

on

TIMIKA, KTP.com – Ratusan pengungsi asal Distrik (kecamatan) Tembagapura menggelar unjuk rasa di Terminal Gorong-Gorong Timika, Kabupaten Mimika, Kamis (14/1/2021).

Pengunjuk rasa mendesak Pemerintah Daerah Kabupaten Mimika memfasilitasi kepulangan mereka ke kampung halamannya di Tembagapura.

Seperti diketahui, sejak 8 Maret 2020, ribuan warga mengungsi ke Timika menyusul aksi kekerasan bersenjata yang dilakukan kelompok kriminal separatis bersenjata (KKSB) di Tembagapura.

(Baca Juga: Kembali 612 Pengungsi Asal Tembagapura Dievakuasi ke Timika)

Salah seorang warga, Martina Natkime menegaskan tujuan berujuk rasa untuk mendesak Pemda Mimika segera memulangkan mereka ke daerah asalnya di Tembagapura.

“Saya duduk di sini, tidak ada tujuan lain. Saya tidak nuntut ini nuntut itu, tidak ada. Saya jujur di atas tanah saya, saya mau pulang kampung,” kata Martina.

Beberapa waktu lalu, Pemda Mimika, DPRD Mimika, dan PT Freeport Indonesia (PTFI) telah berjanji akan memulangkan mereka sebelum perayaan Natal. Namun, rencana itu tidak terlaksana.

Martina mengeluhkan ketidakseriusan Pemda dan PTFI yang terkesan saling lempar tanggung jawab untuk memulangkan pengungsi ke daerah asalnya.

“Bapak-bapak, saya bukan bola. Freeport tendang ke pemerintah, pemerintah tendang ke freeport, baru saya di tengah-tengah. Tidak boleh, saya juga manusia.”

“Tuhan ciptakan saya di bawah gua di Gunung Nemangkawi untuk jaga emas, perak. Itu saya sudah, jadi kenapa saya diinjak-injak,” keluh Mama Tina sapaan akrabnya.

(Baca Juga: Haris Azhar: Kami Akan Minta Pemda Sediakan Transportasi Kembalikan Warga Ke Distrik Tembagapura)

Mama Tina mengungkapkan bahwa para pengungsi sudah tidak betah tinggal di Timika. Bahkan, selama pengungsian sudah 25 orang meninggal dunia.

Ia bersama warga yang lain berencana untuk jalan kaki kembali ke Tembagapura jika tidak difasilitasi Pemda dan PTFI.

“Bapak-bapak sudah sampaikan, dari sana juga sudah kirim berita supaya hari Sabtu (16/1/2021) naik (pulang ke Tembagapura), berarti saya siap naik. Kalau tidak naik, saya akan jalan kaki dengan saya punya tim yang ada,” ujarnya.

“Saya turun bawa diri, jadi saya juga pulang bawa diri. Tidak ada yang paksa saya turun, Bupati tidak paksa saya turun (mengungsi ke Timika),” katanya menambahkan.

Ratusan pengungsi asal Tembagapura berunjuk rasa di depan Terminal karyawan PTFI di Gorong-Gorong, Timika, Kabupaten Mimika, Kamis (14/1/2021). Unjuk rasa ini mendapat penjagaan dari aparat kepolisian yang bersenjata lengkap. (kabartanahpapua.com/Rex)

Di tempat yang sama, Wakapolres Mimika Kompol I Nyoman Punia mengatakan bahwa rencana pemulangan pengungsi asal Tembagapura ini sedang dibahas Pemda Mimika bersama pihak terkait.

Pemda, kata Nyoman, sudah menjanjikan akan memulangkan para pengungsi ini pada Sabtu (16/1/2021) besok.

“Sedang berlangsung pertemuan yang dihadiri langsung Pak Bupati (Eltinus Omaleng), Kapolres Mimika, dan Dandim 1710 Mimika. Semoga tuntutan warga diakomodir dengan baik,” kata Nyoman berharap.

Unjuk rasa pengungsi asal Tembagapura di Terminal Gorong-Gorong mendapat penjagaan ketat dari aparat kepolisian dan sekuriti PTFI.

Sebagai informasi, wilayah Distrik Tembagapura hanya bisa dicapai dari Timika menggunakan transportasi udara dengan Helikopter ataupun dengan jalur darat melalui jalan tambang di areal PTFI.

Dalam kondisi normal, PTFI menyediakan bus khusus bagi warga Tembagapura yang akan berkunjung ke Timika ataupun kembali ke Tembagapura. Selain kedua moda transportasi ini, warga asli juga kerap berjalan kaki dari Timika ke Tembagapura melalui jalur tradisional. (REX)

Komentar